Masa tidur atau mogok tumbuh seperti itu sering juga disebut sebagai dorman. Di habitat asalnya, keladi sering melakukan dormansi sebagai salahsatu cara untuk bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Semisal, suhu dan lama penyinaran yang tidak sesuai. Kekurangan zat hara dan air.
Aneka Tanaman Hias
Selasa, 19 April 2011
Tanaman Hias Caladium
Caladium atau keladi merupakan tanaman keluarga araceae yang menawarkan corak warna daun yang mempesoan. Lembaran daun caladium memiliki banyak corak. Dan dengan warna yang kontras dan menyolok. Namun, sayangnya tanaman ini banyak dikenal sebagai tanaman yang sulit menghasilkan daun dalam jumlah banyak secara serempak. Bahkan dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dan cara penanganan yang tidak benar bisa mengakibatkan caladium mengalami mogok tubuh.
Rabu, 13 April 2011
Tanaman Hias Adenium
Adenium Bergaya Bonsai
Bunga melebat dengan bonggol merlekuk unik dan canti merupak dambaan bagi pehobi adenium. Bagi penggemar tanaman hias pada umumnya, sosok mawar gurun ini memang layak dikagumi. Adenium bukan saja menampilkan bunga berlimpah dan menawan. Tanaman sukulen ini mampu menyuguhkan karakter yang khas kepada pemiliknya.
Dunia berhobi adenium saat ini menunjukkan gejala mengarah kepada adenium bergaya bonsai. Kondisi seperti ini membuat sosok adenium taklagi dinikmati keindahan bunganya saja. Namun juga komposisi bentuk dan keseimbangan proporsi postur tajuk, batang dan bonggol tanaman.
Sepintas lalu adenium seperti itu bertampang seperti bonsai. Namun, demikian, banyak pehobi dan penggemar tanaman bonsai tidak setuju bila tanaman gurun ini dimasukkan sebagai bonsai. Pasalnya adenium adalah tanaman sekulen yang tidak berzat kayu. Sementara itu, tanaman yang bisa dibonsaikan adalah jenis tanaman yang berkayu. Sebut saja adenium bergaya bonsai. Bukan bonsai adenium.
Semakin banyak daya tarik dan keindahan yang ditawarkan tentu akan didampingi dengan banyak permasalahn pula. Aneka problem tersebut tentu saja bukan menjadi penghalang bagi kita. Namun justru membuat kita menjadi semakin tertantang mendalami hobi adenium. Buku ini akan mengulas berbagai Trik dan Tips seputar hobi adenium.
Antara Bonggol dan Bunga
Ada banyak sekali ragam varietas adenium berbunga yang bisa kita pilih sebagai tanaman kelangenan. Disamping itu ada pula jenis adenium berbonggol indah yang bisa dikoleksi. Umumnya, bonggol adenium bunga tidak bisa menggembung dan berbentuk unik. Sebaliknya jenis adenium berbonggo,besar pada umumnya tidak bisa menghasilkan bunga dalam jumlah yang banyak. Adenium berbonggol gempal dengan bunga yang melimpah bisa diperoleh dengan jalan penyambungan.
Jenis adenium bonggol yang saat ini banyak perdagangkan adalaj jenis adenium Arabicum. Adenium jenis ini sering digunakan sebagai batang bawah. Adenium arabicum termasuk jenis langka. Penampilannya sangat eksotis karena batangnya besar dengan percabangan banyak. Takheran jika banyak diburu untuk dijadikan batang bawah. Keistimewaan tanaman yang berjuluk queen of thousand flower ini adalah rajin berbunga. Bunganya berwarna putih dengan pinggiran merah muda dan corong putih. Namun tanaman ini sulit di perbanyak. Ukuran bunga mencapai sekitar 4-8 ,5 cm.
Somalense merupakan species yang lain. berasal dari somalia selatan sampai daerah di kenya dan tanzania. di somalia dan beberapa area di kenya , tanaman ini merupakan tanaman berukuran kecil sampai berukuran 15 kaki dengan bonggol batang berukuran sangat besar. tetapi didaerah lain cenderung menyemak menyerupai obesum. bunganya berukuran agak kecil
Seputar Benih dan Biji
Sukses berhobi dan budidaya adenium diawali dari mutu biji, cara penyemaian dan perawatan bibit. Pemilihan biji harus dilakukan secara teliti dan benar. Setelah di pilih, benih masih harus disemai sampai menjadi bibit adenium. Tanaman muda itu wajib dirawat secara benar.
Memilih Benih
Adenium berkembiak dan menyebarkan biji dengan bantuan angin. Itu sebabnya, biji adenium didisain oleh Sang Pencipta berbentuk aerodinamis. Akibatnya benda menyerupai jarum itu ringan dan ber berkulit tipis. Hal seperti itu menyebabkan fungsi perlindungan embrio dalam benih menjadi minim. Sehingga benih adenium menjadi bersifat rentan terhadap pengaruh lingkungan luar. Kulaitasnya pun cepat mengalami penurunan.
Cara memilih benih adenium berbeda dengan benih jenis tanaman lain. Cara pemilihan beih adenium tidak bisa dilakukan dengan jalan memasukkan ke dalam air. Benih adenium sangat ringan. Sehingga benih berkualitas akan tetap mengambang dan tidak pernah tenggelam ke dasar.
Pemilihan benih yang umum dilakukan didasarkan kepada umur benih. Benih dikatakan berkualitas bila umurnya tidak lebih dari 2 bulan. Benih seperti itu ditandai dengan kulitnya yang nampak elastis dan pejal. Sementara itu, benih yang sudah lama tersimpan nampak berkerut, rapuh, serta berwarna coklat kotor.
Cara lain untuk menandai benih berkualitas dapat dilakukan dengan jalan menekan benih dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari. Benih berkualitas terdapat isi benjolan di dalamnya. Benjulan tersebut adalah embrio dan cadangan makanan.Bila kulit mudah pecah, berarti benih sudah lama. Buang saja benih seperti itu.
Menyemai Benih
Langkah penyemaian bisa diawali dengan menyiapkan tray atau pot. Anda bisa memanfaatkan nampan sebagai tray. Sebagai saluran drainasi alias pembuangan air, dibagian bawah nampan itu dibuat lubang dengan jarak antar 1 cm. Nampan tersebut sebaiknya dipilih yang berukuran 60x40cm tinggi 7 cm
Persiapan berikutnya yaitu media penyemaian. Anda bisa meramu media persemaian dengan bahan dasar yang terbuat dari campuran arang sekam, pasir malang, coco peat(sabut kelapa), dan sedikit tanah. Komposisinya masing-masing 3:2:1:0.25. Sebelum media tanam dimasukkan, akar pakis dimasukkan lebih dulu setebal 1 cm. Fungsinya untuk mencegah penymbatan lubang drainasi. Setelah itu, media tanam dibasahi dengan bantuan sprayer. Lalu dimasukkan ke dalam nampan setebal 5 cm.
Biji lalu bisa ditaburkan. Dengan jalan menatanya. Jarak antar biji berkisar antara 2,5 – 3 cm. Etelah tertata, biji lalu bisa ditutup dengan campuran arang sekam dan pasir. Perbandingannya 2 : 1. Disarankan tidak memakai adonan coco peat dengan tanah untuk menutup biji. Sebab dikhawatirkan media tersebut terlalu banyak menyimpan air. Sehingga bisa menyebabkan benih menjadi busuk. Setelah benih ditutup dengan media tanam setebal 1 cm, Anda bisa segera menyiramnya dengan bantuan sprayer. Tray persemaian lalu ditutup dengan plastik selama 2 hari. Setelah itu dibuka. Sekitar 12 – 14 hari kemudian, benih akan tumbuh.
Biji akan mulai bertunas pada umur 12-14 hari. Setelah tanaman tumbuh setinggi 4-5 cm (umur 2-3 bulan) , bibit dapat dipindahkan ke pot yang lebih besar. Jangan memindahkan bibit yang masih kecil karena dikhawatirkan belum kuat beradaptasi dengan media baru.
Setelah bjiji menjadi kecambah, problem seringkali muncul. Antara lain:
Setelah bjiji menjadi kecambah, problem seringkali muncul. Antara lain:
- Kecambah tumbang
Dimulai dari beberapa kecambah dulu kemudian, –seperti menulari yang lain,– beberapa lainnya lagi ikut tumbang. Penyebabnya, drainase penyemaian yang kurang baik yang mengakibatkan akar menjadi busuk.
- Bonggol membusuk
Umumnya disebabkan oleh Pithium atau Phytopthera terutama ketika kecambah dipindahkan. Benih dengan akar dan bonggol busuk dengan mudah bisa dilihat dari daun-daunnya yang menguning.
- Ulat
Hal ini menyebabkan benih jadi mati.
Cara semai:
- Anda bisa mengunakan nampan kecil.
- Lubangi bagian bawah jarak 1 1cm.
- Persiapkan media terdiri dari sekam bakar halus atau gunakan pasir steril saja. Penambahan pupuk akan memyebabkan media panas dan biji tidak tumbuh.
- Masukkan media ke nampan.
- Tanam biji posisi tidur.
- Tutupi biji dg sekam bakar.
- Spray teratur ke media.
- Tutup dengan plastik or tempatkan di tempat teduh.
- Biji berkecambah umur 7 hari.
- Bila kering spray secara halus jgn terlalu basah.
- Pupuk kandang, untuk penyemaian sebnarnya belum memerlukan pupuk ini, apalagi kalo pupuk itu masih mentah, al hasil bukannya biji tumbuh, malah mati karena panas.
Tanaman Hias Anggrek
Anggrek adalah bunga yang mempesona dengan warna yang terang dan sangat menarik. Anggrek memiliki pancaran keindahan tersendiri bagi para pecinta bunga anggrek. Keindahan dan keelokan bunga ini membuatnya sangat diminati oleh para pecinta bunga anggrek untuk dijadikan tanaman hias. Akan tetapi, tidaklah mudah untuk merawat bunga ini agar terlihat tetap cantik untuk dipandang. Perawatan yang tepat dan sesuai bisa membuat bunga anggrek terlihat tampak cantik sesuai yang diharapkan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan para pecinta bunga anggrek untuk merawat bunga yang mempesona ini.
Tips Merawat Bunga Anggrek
1. Menyiram anggrek dengan teliti : Anggrek harus disiram secara menyeluruh ketika kering. Penyiraman yang berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi anggrek sehingga hal tersebut perlu dihindari oleh para pecinta anggrek.
2. Mengondisikan temperatur yang cocok : Anggrek tumbuh paling baik 18-30oC dan masih dapat bertahan sekitar 10oC pada malam hari. Anggrek perlu dilindungi dari perubahan temperatur yang ekstrim dan pancaran sinar matahari langsung.
Senin, 11 April 2011
Tanaman Hias Mawar
1. SEJARAH SINGKAT Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). 2. JENIS tanaman
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
4. SENTRA PENANAMAN
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.
5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim
1.
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
5.2. Media Tanam
1.
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
5.3. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1.
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28â30 derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24â27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).
Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:
a)
Pemilihan buah
- Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.
b) Perlakuan After Ripening
- Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1).
- Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.
- Siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab).
- Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.
- Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diperlukan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).
Teknik Penyemaian Benih
a)
Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a)
Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).
6.2. Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag.
Persiapan
a)
Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
b) Penyiapan media dalam pot
- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1.
- Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat.
- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru.
c) Pengisian media tanam ke dalam pot
- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
- Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
Pembukaan Lahan
a)
Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15â30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
6.3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60Ã60 cm atau 70Ã70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45Ã45Ã45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45â55 cm.
Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan.
Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a)
Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20â25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).
c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1â2 cc/liter selama 15â30 menit.
e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.
h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut:
a)
Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90â135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200â 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7â15 hari setelah tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3â4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5â450 kg Urea ditambah 525â700 kg TSP ditambah 100â133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a)
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1.
Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
4. Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
5. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
6. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
7. Hama-hama lain:
a)
Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
b) Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
c) Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
d) Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat.
Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
e) Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati).
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik,
Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu.
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
7.2. Penyakit
1.
Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (âBlack spotâ).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
4. Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp.
Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).
7. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.
8. P A N E N
8.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.
Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
8.2. Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
8.3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
8.4. Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000â280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
9. PASCA PANEN
9.1. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a)
Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
1)
Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.
9.3. Penyimpanan
1)
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
1)
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.
3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan lain-lain.
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
4. SENTRA PENANAMAN
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.
5. SYARAT PETUMBUHAN
5.1. Iklim
1.
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.
2. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
3. Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
5.2. Media Tanam
1.
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
2. Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
3. Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
5.3. Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1.
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum 28â30 derajat C.
2. Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 24â27 derajat C.
3. Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C.
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).
Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:
a)
Pemilihan buah
- Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.
b) Perlakuan After Ripening
- Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1).
- Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.
- Siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab).
- Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.
- Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diperlukan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).
Teknik Penyemaian Benih
a)
Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan ke dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada bak persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a)
Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).
6.2. Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag.
Persiapan
a)
Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat sinar matahari langsung (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
b) Penyiapan media dalam pot
- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1.
- Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak dicat.
- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat tanam yang baru.
c) Pengisian media tanam ke dalam pot
- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
- Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
Pembukaan Lahan
a)
Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15â30 hari agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
6.3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60Ã60 cm atau 70Ã70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45Ã45Ã45 cm. Kedalaman yang baik yaitu bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45â55 cm.
Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentuk gundukan.
Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a)
Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20â25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).
c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon 1â2 cc/liter selama 15â30 menit.
e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.
h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai berikut:
a)
Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90â135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200â 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7â15 hari setelah tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3â4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5â450 kg Urea ditambah 525â700 kg TSP ditambah 100â133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a)
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1.
Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm.
Gejala:: memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala:: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.
Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
4. Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik.
Gejala:: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian: disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
5. Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala:: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
6. Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
7. Hama-hama lain:
a)
Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
b) Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
c) Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
d) Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat.
Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
e) Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati).
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik,
Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu.
Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
7.2. Penyakit
1.
Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (âBlack spotâ).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3. Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp.
Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur).
Pengendalian non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
4. Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala: terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
5. Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
6. Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan Alternaria sp.
Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).
7. Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala: terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
8. Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr.
Gejala: kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam.
Pengendalian nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
9. Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan Kalium.
Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.
8. P A N E N
8.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.
Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
8.2. Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril.
8.3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
8.4. Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000â280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
9. PASCA PANEN
9.1. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a)
Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
1)
Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.
9.3. Penyimpanan
1)
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
1)
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.
3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.
Tanaman Hias Euphorbia
Tanaman Hias jenis Euphorbia yang sangat cantik dan menarik.Bunga-bunga menyelimuti setiap tajuknya. Bentuk bunga unik dan warna ngejreng menambah daya tarik pesonanya.
Kecantikannya semakin menonjol bila didukung dengan sosok tanaman yang seluruhnya optimal, mulai dari batang kokoh, cabang kompak, dan susunan bunga yang bagus. Wajar bila penampilannya mengundang perhatian, sehingga banyak yang meminatinya.
Apalagi ada kepercayaan, keluarnya bunga dapat menggambarkan nasib dan keberuntungan si pemiliknya. Ingin euphorbia Anda berbunga semarak? Mudah, lakukan 6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan pengendalian penyakit.
A. Pemangkasan
Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.
B. Penyiraman
Agar euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun. Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan. Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media tanamnya.
C. Penempatan
Penyinaran penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.
D. Penyiangan
Senantiasa menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok sebaiknya segera dibuang.
E. Pemupukan
Agar berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.
F. Hama dan Penyakit
Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara berkala.
Penanaman Tepat Untuk Euphorbia
Kunci keberhasilan merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik, akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut cara menanam euphorbia dengan benar
- Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar untuk membuang kelebihan air.
- Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak menggenang di dasar pot.
- Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat, jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak setengah sendok makan.
- Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu, tanaman siap ditanam.
- Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang lainnya.
- Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.
Tanaman Hias Anthurium
Anthurium "Wave Of Love"
Anthurium plowmanii Croat or Gelombang Cinta
Anthurium plowmanii Croat or Gelombang Cinta
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arales
Famili: Araceae (suku talas-talasan)
Genus: Anthurium
Spesies: Anthurium plowmanii Croat.
Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya yang indah, Anthurium yang berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan yang untuk bunga potong berasal dari Eropa.
Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo), Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah), Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.
- Perbanyakan
Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan vegetatif (stek).
1. Perbanyakan dengan cara generatif (biji)
Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga (Gambar 1) yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.
Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan diangin-anginkan, kemudian ditabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman ‘yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.
- Penyiapan Medium Tumbuh
Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2 macam, yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1 cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm.
Humus, pupuk kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 : 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus selama satu jam.
- Penyiapan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastik atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot
- Pemeliharaan
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 – 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung.
Langganan:
Postingan (Atom)